TEGAL, smpantura – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2PA) Kota Tegal, M Afin mengatakan, faktor risiko stunting, bersifat multidimensi.
Masalah gizi kronis itu, tidak melulu terkait dengan masalah ekonomi. Baik anak dari keluarga yang mampu, maupun tidak mampu, sama-sama berisiko mengalami stunting.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), sekitar 1.002 balita atau 8,21 persen dari total 12.998 balita se-Kota Tegal, berisiko stunting.
“Sebagian besar penderita stunting di Kota Tegal merupakan keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, sehingga mereka perlu mendapat bantuan. Tetapi, ada juga keluarga mampu, yang anaknya mengalami stunting,” terang M. Afin, Rabu (13/9/2023) kemarin.
Menurutnya, fokus penanganan stunting tidak lepas dari asupan gizi. Untuk itu, perlu bantuan untuk mencukupi kekurangan gizi kronis, terutama bagi orang tua yang kurang bisa mencukupi asupan gizi anaknya karena faktor ekonomi.
Sejauh ini, penanganan kasus stunting di Kota Bahari, terbilang baik dan mengalami tren penurunan. Dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, kasus stunting di Kota Tegal, berubah dari 23,9 persen menjadi 16,8 persen atau mengalami penurunan sekitar 7,1 persen.
“Ada keterlibatan semua pihak, terutama dalam pemenuhan kecukupan gizi,” jelasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, melalui DPPKBP2PA, terus berkomitmen dalam menangani kasus stunting. Bahkan, dilakukan intervensi secara spesifik dan sensitif.
Seperti halnya Rabu (13/9/2023) kemarin, pihaknya melaunching tahap empat program Semangat Gotong Royong Sekabehane Cegah Stunting (Sego Seceting) Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat.
Program tersebut mendapat bantuan dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 Sub Regional Jawa Pelabuhan Tegal.
“Bantuan CSR itu digunakan untuk pemenuhan gizi para anak-anak stunting,” singkatnya.
Selain itu, sambung M Afin, PT Pelindo juga melakukan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi keluarga berisiko stunting di Kelurahan Mangkukusuman, Kecamatan Tegal Timur.
Dari rumah yang semula tidak sehat, sekarang sudah menjadi sehat, dengan pencahayaan dan sirkulasi udara bagus.
“Stunting ini multidimensi. Tidak hanya fokus pada pemenuhan gizi, tetapi kami juga mempertimbangkan agar faktor lain, seperti bedah RTLH dan lainnya,” tutup M Afin. (T03-Red)