Wisata  

Kemdikbudristek Luncurkan Tiga Museum Baru di Hari Museum Indonesia 

MENINJAU: Bupati Tegal Umi Azizah Bersama Direktur Perlindungan Kebudayaan Irini Dewi Wanti dan tamu undangan meninjau Museum Semedo , Rabu (12/10). Setelah diresmikan, Museum Semedo mulai dibuka untuk masyarakat. Museum tersebut buka dari Selasa sampai dengan Minggu pukul 08.30 sampai dengan 15.00.

 

SLAWI, smpantura – Bertepatan dengan Hari Museum Indonesia yang diperingati setiap tanggal 12 Oktober, Kementerian Pendidikan , Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia meresmikan tiga museum yang didirikan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ketiga museum tersebut adalah Museum Batik Indonesia , Museum Semedo dan Museum Song Terus .

Peluncuran ketiga museum tersebut diselenggarakan secara bersamaan melalui teleconference dari tiga lokasi yang menandakan resmi dibuka untuk masyarakat umum. “Selamat Hari Museum Indonesia, terutama kepada para pengelola museum yang berkontribusi sangat luar biasa”, sambut Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid saat peluncuran ketiga museum dari Museum Batik Indonesia, di Jakarta, pada Rabu (12/10).

Lebih lanjut, Dirjen Hilmar menyampaikan bahwa museum merupakan ruang publik yang terbuka bagi siapa saja yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Ia mengajak seluruh pihak, baik pemerintah, sekolah, komunitas, terlebih kepada generasi muda untuk bersama-sama berkegiatan di museum.

“Museum sejatinya adalah sumber ilmu pengetahuan, dan kita berharap anak-anak yang ada dan berdekatan di wilayah tersebut bisa menjadikan museum sebagai sumber belajar dan sumber inspirasi. Dan hendaknya ini semua menjadi penguat kita sebagai bangsa yang punya peradaban”, ungkap Hilmar.

Sejalan dengan tema Hari Museum Indonesia Tahun 2022 yaitu “Museum sebagai Sumber Inspirasi Bangsa’’, pemerintah mengajak kembali seluruh masyarakat untuk semakin menghargai dan mengoptimalkan peran dalam pelestarian dan pemajuan kebudayaan. “Museum dapat menjadi sumber inspirasi, rumah peradaban, tempat tumbuh dan berkembangnya kemampuan berfikir serta kreatifitas masyarakat, pendorong tumbuhnya rasa bangga dan cinta tanah air, serta menjadi objek wisata yang mengedepankan unsur pendidikan dan pelestarian warisan budaya. Tentu yang tidak kalah pentingnya adalah menjadi pusat informasi dan dokumentasi warisan budaya bangsa,” ucap Hilmar.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih mengingatkan, bahwa masyarakat sekitar museum harus paham pentingnya museum. “Setidaknya ada tiga hal yang harus kita perhatikan, yaitu amenitas, aksesibiltas, dan atraksi, sehingga orang akan ramai mengunjungi museum-museum ini,” ungkap Fikri. Sementara itu, Bupati Tegal, Umi Azizah menyambut baik dan mengapresiasi kebijakan Kemendikbudristek yang telah menghadirkan Museum Situs Semedo sebagai pusat informasi kepurbakalaan dan penelitian arkeologi sekaligus pelestarian kawasan cagar budaya Semedo.

“Atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tegal, saya mengucapkan selamat atas dibukanya Museum Semedo ini dan terima kasih kepada jajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan harapan kerja sama yang telah terbangun baik selama ini akan terus berkembang dan minat serta kecintaan masyarakat pada arkeologi juga terus meningkat”, ucapnya.

Lebih lanjut, Umi Azizah juga menyampaikan bahwa selain menjadi destinasi wisata edukasi unggulan Kabupaten Tegal, keberadaan Museum Semedo ini menjadi peluang bagi warga Semedo dan sekitarnya untuk mendorong peningkatan perekonomian setempat melalui aktivitas seni budayanya sebagai sektor pendukung eksistensi situs Semedo.

Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji berharap masyarakat dapat memanfaatkan keberadaan Museum Song Terus, di Kabupaten Pacitan. “Kami berharap Bapak dan Ibu semua dapat mengunjungi Museum Song Terus dan museum lainnya, dan dapat merasakan pengalaman langsung Museum ini”, ungkap Indra.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Kebudayaan Irini Dewi Wanti yang hadir dalam peresmian Museum Semedo di Kabupaten Tegal

mengatakan, sejak tahun 2010 hingga 2022 telah dibangun 11 museum dan tiga di antaranya adalah Museum Batik Indonesia, Museum Semedo, dan Museum Song Terus.

Museum Batik Indonesia, terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, didirikan sebagai tindak lanjut dari pencatatan Batik Indonesia ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tanggal 2 Oktober 2009. Museum ini didirikan sebagai tempat pewarisan pengetahuan sekaligus budaya batik yang merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia. Museum Batik Indonesia menyajikan informasi mengenai sejarah batik di Indonesia, beragam koleksi kain batik dari berbagai wilayah di Indonesia, informasi teknik pembuatan batik, pemanfaatan batik baik secara tradisional maupun perkembangannya, hingga tokoh-tokoh yang berperan dalam dunia batik.

BACA JUGA :  Asyiknya Ngecamp di Permadi Jungle Guci

Museum Semedo terletak di lereng jajaran Pegunungan Serayu tepatnya di ujung Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Penemuan sisa manusia purba, fosil flora fauna, dan berbagai artefak batu serta artefak tulang pada Kawasan Cagar Budaya Semedo mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan untuk membangun sarana pelestarian cagar budaya, sarana edukasi, dan rekreasi bagi masyarakat dalam bentuk sebuah museum. Bangunan Museum Semedo dilengkapi dengan landmark berupa monumen gading, patung gajah purba jenis Stegodon, dan penggambaran evolusi manusia purba sebagai ikon dari Kawasan Cagar Budaya Semedo. Museum Semedo didirikan untuk melestarikan tinggalan kehidupan manusia purba, mempublikasikan hasil penelitian, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai nilai penting Semedo sebagai salah satu situs arkeologi dan situs manusia purba terkemuka.

Museum Semedo menyajikan koleksi temuan spesimen Semedo 1, artefak tinggalan manusia purba jenis Homo erectus, serta berbagai jenis fosil fauna purba sebagai bukti kehidupan pada Kala Pleistosen di Semedo.

Museum Song Terus terletak di Dusun Weru, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten. Pacitan, Jawa Timur. Penemuan fosil manusia prasejarah, fosil flora fauna, dan berbagai alat batu pada Kawasan Situs prasejarah Gunung Sewu yang sebagian besar ditemukan dalam gua-gua hunian prasejarah menjadi alasan utama pentingnya didirikan museum di kawasan ini.

Kehadiran Museum Song Terus diharapkan dapat menjadi tempat untuk melestarikan tinggalan budaya prasejarah dari Kawasan Gunung Sewu dan juga sebagai wadah penelitian dan publikasi hasil penelitian Kawasan Gunung Sewu kepada masyarakat. Museum Song Terus menyajikan berbagai koleksi tinggalan budaya prasejarah yang ada di Kawasan Gunung Sewu sejak masa Pleistosen Tengah hingga Holosen atau lebih kurang 350.000 hingga 5.000 tahun yang lalu, beserta bukti-bukti lingkungan alam pada masa tersebut.

Dalam kesempatan Peringatan Hari Museum Indonesia tahun 2022 ini, ketiga museum ini akan mulai melayani masyarakat sebagai sebuah ruang publik. Direktur Pelindungan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengajak masyarakat seluas-luasnya, instansi pemerintah, komunitas, dan sekolah untuk dapat berpartisipasi berkegiatan di museum.

Koordinator Museum Semedo Iwan Bimas mengatakan, setelah diresmikan, Museum Semedo mulai dibuka untuk masyarakat. Iwan menuturkan, museum tersebut dibuka mulai pukul 08.30 sampai dengan 15.00 setiap hari Selasa sampai Minggu.

Untuk sementara pengunjung belum ditarik pembayaran tiket. Meski demikian, sebelum berkunjung ke museum tersebut, masyarakat diminta melakukan pemesanan melalui IG Museum Semedo.

“Lebih baik dengan reservasi. Akan kita umumkan tata caranya, kita juga mengantisipasi bila pengunjung tidak melalui reservasi. Kita ada sistem, pengelompokan, durasinya berapa lama di dalam museum,”jelasnya.

Peresmian Museum Semedo disambut oleh Dakri dan Duman , dua dari empat pelopor penemu fosil di Semedo.

Duman menyebutan penemuan fosil di Semedo sejak 2002 silam. Duman menyebutkan, kepedulian warga terhadap lingkungannya kini semakin baik. Ia berharap diresmikannya Museum Semedo dapat mengungkit perekonomian masyarakat setempat.(T04-Red)

error: