Tegal  

Nelayan Tradisional Belum Menerima Bantuan Paceklik

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Eko Susanto mengatakan, bantuan beras paceklik biasa diberikan pada bulan Juli-Agustus, mengingat dulu musim cuaca buruk terjadi pada bulan September hingga Desember. Namun, perubahan cuaca yang tidak menentu saat ini menjadikan musim baratan terjadi di awal tahun.

Sama dengan Riswanto, Eko menilai idealnya bantuan paceklik tidak lagi diberikan pada pertengahan tahun. Tetapi pihaknya juga menyadari adanya ketentuan yang tidak bisa dilakukan pemerintah berkaitan dengan penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT).

“Bantuan paceklik dari pemerintah diberikan kepada HNSI dan KUD secara bergantian. Kami berharap bantuan paceklik bisa menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Sebab, setiap tahun hibah yang diberi masih tetap sama besarannya. Padahal, harga beras mengalami fluktuasi,” jelasnya.

BACA JUGA :  Ratusan Banner Politik Ditertibkan Satpol PP

Berdasarkan data HNSI Kota Tegal, jumlah nelayan yang tergabung sebagai anggota mencapai 5.050 orang. Pada tahun 2024 lalu, sekitar 500 orang menerima bantuan beras paceklik. Selain paceklik, hibah dari pemerintah juga digunakan untuk sedekah laut berupa santunan kepada janda jompo maupun anak yatim yang berasal dari keluarga nelayan.

“Besaran bantuan berbeda-beda. Bagi kapal yang melaut sehari bisa menerima delapan kilogram, kapal berukuran di atas 30 GT diberikan 25 kilogram dan santunan janda jompo atau yatim piatu besarannya delapan kilogram dan ditambah sembako lainnya,” pungkas Eko. **

error: