TEGAL, smpantura – Ratusan warga Kota Tegal, antusias hingga rela antre sejak pagi, untuk bisa membeli kebutuhan pokok pada Operasi Pasar Murah yang digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Pasar Pagi Kota Tegal, Rabu (28/9).
Pasar murah kerja sama antar Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal dan Kantor Bulog Cabang Pekalongan tersebut, menjual sejumlah kebutuhan pokok dengan lebih harga murah dari harga pasaran.
Seperti minyak goreng satu liter yang dijual Rp 8.000 dari harga normal Rp 12.000, gula polos satu kilogram Rp 8.500 dari harga sebelumnya Rp 12.500, Gula manis kita satu kilogram Rp 9.000 dari harga asli Rp 13.000.
Kemudian beras medium lima kilogram dari harga normal Rp 45.000 dijual murah dengan harga Rp 30.000 dan beras premium lima kilogram harga normal Rp 50.000 dijual Rp 35.000.
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono mengatakan, Operasi Pasar Murah digelar untuk menekan laju inflasi akibat beberapa dampak yang terjadi saat ini. Mulai dari kenaikan harga BBM bersubsidi hingga kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Dengan membeli paket senilai Rp 91.000, maka masyarakat dapat menghemat sekitar Rp 64.000. Semoga operasi pasar murah ini bisa membantu meringankan beban mereka,” ungkap Dedy Yon.
Sementara, Kepala KPw Bank Indonesia Tegal, M Taufik Amrozy memaparkan, pada Agustus 2022 Kota Tegal, mengalami deflasi 0,64 persen (mtm) atau inflasi sebesar 6,05 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 6,56 persen (yoy).
Perkembangan itu membuat inflasi Kota Tegal, pada Agustus 2022 berada di atas inflasi Provinsi Jawa Tengah, sebesar 5,03 (yoy) dan inflasi nasional 4,69 persen (yoy).
“Untuk bulan September ini Kota Tegal diprakirakan akan terjadi inflasi dengan bias atas. Peningkatan laju inflasi diperkirakan terjadi pada kelompok volitile food seiring perkembangan harga gabah yang mengalami kenaikan, sehingga diperkirakan akan mempengaruhi harga beras,” bebernya.
Namun demikian, KPw BI Tegal terus melakukan koordinasi dengan pemangku kebijakan daerah melalui forum TPID. Di mana TPID fokus meningkatkan efesiensi rantai nilai komoditas pangan utama, menjaga kecukupan pasokan, kelancaran distribusi dan mengelola ekspetasi masyarakat yang diharapkan mampu mengarahkan inflasi untuk kembali pada kisaran sasaran inflasi.
Sementara, beberapa warga mengaku rela ikut mengantre dan datang lebih awal, agar kebagian kuota operasi pasar murah. Seperti halnya Puji Rahayu (38) warga Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, yang datang pukul 06.30 WIB.
Ibu rumah tangga ini mengaku datang lebih pagi agar bisa membeli semua kebutuhan pokok yang harganya melambung tinggi.
Senada disampaikan Wiwi (42) warga Kelurahan Slerok, yang datang sekira pukul 07.00 WIB. Berbekal informasi dari grup WhatsApp RT, operasi pasar murah dibuka mulai pukul 08.00 WIB.
“Kemarin baca info di grup WhatsApp (WA) RT kalau akan ada pasar murah dan saya cek memang murah. Makanya datang lebih pagi biar kebagian, karena di pasaran harganya mulai pada naik,” katanya.
Masyarakat berharap, operas pasar murah dapat dilaksanakan rutin setiap bulan, mengingat harga kebutuhan pokok merangkak naik akibat beberapa faktor. (T03-red)