SLAWI, smpantura – Pangdam IV/Diponegoro, Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi bersama Pj Bupati Tegal, Agustyarsya meresmikan jembatan gantung yang berada di tengah hutan pinus Dukuh Karangsari, Desa Wotgalih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jumat (12/7). Jembatan itu dinilai sangat membantu masyarakat untuk aktivitas sehari-hari.
Seremoni peresmian dengan menekan tombol sirine itu, Pangdam didampingi Komandan Kodim 0712 Tegal Letkol Inf Suratman bersama Pj Bupati Tegal Agustyarsyah dan sejumlah pejabat tinggi TNI Polri lainnya.
Menurut Pangdam, warga di Dukuh Karangsari memang sangat kasihan. Mereka tidak memiliki akses infrastruktur yang memadahi. Karenanya, TNI bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal bersinergi membangun jembatan gantung ini.
“Semoga jembatan ini bermanfaat untuk warga sekitar. Kami harap, jembatan ini dijaga dengan baik supaya dapat bertahan lama,” ucapnya.
Selain jembatan tersebut, Pandam juga meresmikan jembatan gantung di Desa Banjaragung, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal.
Pangdam mengatakan, pembangunan jembatan ini dilatarbelakangi oleh tekad kuat Kodam IV/Diponegoro untuk memberikan solusi bagi warga yang terisolir, karena belum tersedianya akses penghubung antar desa yang menjadi kendala utama dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama dalam mengakses fasilitas kesehatan, pendidikan, dan kegiatan perekonomian rakyat.
Diharapkan, dengan adanya jembatan gantung sepanjang 60 meter ini, maka dapat mempermudah akses warga menuju ke berbagai fasilitas layanan publik.
“Dan juga dapat membuka peluang pengembangan potensi serta pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan income dan kualitas hidup masyarakat,” sambungnya.
Pj Bupati Tegal Agustyarsyah menuturkan, Desa Wotgalih ini, sebuah desa yang paling luas wilayahnya di Kecamatan Jatinegara. Jumlah penduduknya mencapai 4.014 jiwa atau 1.433 kepala keluarga yang mayoritas bekerja sebagai petani.
Desa ini letaknya paling jauh dari pusat pemerintahan kabupaten di Kota Slawi atau sekitar 30 kilometer. Selain jaraknya lumayan jauh, prasarana jalannya juga terbatas.
“Saya ucapkan terima kasih kepada jajaran TNI Kodam IV/Diponegoro khususnya Kodim 0712/Tegal yang telah bekerja sama dengan Pemkab Tegal menginisasi pembangunan jembatan gantung ini melalui program Karya Bhakti TNI Perdesaan sebagai wujud kemanunggalan TNI bersama rakyat dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Dirinya tak menampik, tanpa bantuan dari TNI dan para donatur, pembangunan jembatan ini tak akan terwujud. Hal itu karena anggaran yang digunakan cukup besar. Sedangkan anggaran dari APBD Kabupaten Tegal hanya Rp 520 juta. Sementara kebutuhannya, lebih dari Rp 2 miliar. Diharapkan, dengan adanya jembatan gantung ini, akses transportasi warga Karangsari dan sekitarnya semakin lancar dan mudah.
Menurut dia, selain membantu mobilitas perangkutan hasil bumi dan pelaku jasa, jembatan ini juga dapat bermanfaat bagi warga, utamanya dalam meningkatkan akses pendidikan anak-anak sekolah, termasuk akses ke fasilitas kesehatan.
“Semoga jembatan ini dapat dijaga dengan baik,” imbuhnya.
Bagi warga Karangsari, jembatan gantung yang berada di tengah hutan pinus itu sangat bermanfaat. Karena sebelum ada jembatan, warga di pedukuhan tersebut seperti terisolir.
Meski ada akses jalan menuju pelayanan publik, tapi warga harus berjalan kaki menembus hutan dan menyebrangi sungai besar.
“Biasanya warga di Karangsari kalau mau berobat atau periksa ke puskesmas harus jalan kaki dulu. Melewati hutan dan menyeberangi sungai yang jaraknya sekitar tiga kilometer,” kata Tokoh Masyarakat Dukuh Karangsari, Kasmari (52). (T05_Red)
Berita Lainnya di PUSKAPIK.COM:
