Ekbis  

Pasta Bawang Sidamulya Tembus Pasar Ekspor

BREBES, smpantura – Anjlognya harga bawang merahsaat musim panen raya, masih menjadi persoalan klasik yang dihadapi para petani bawang di Kabupaten Brebes. Berawal dari kegelisahan petani terkait harga ini, kini telah tercipta inovasi produk pasta bawang merah sebagai olahan hasil panen agar harganya tetap stabil. Bahkan, produk ini pasarannya telah menembus ekspor.

Adalah PT Sinergi Brebes Inovatif (SBI) yang merintis inovasi produk olahan pasta bawang merah ini. Perusahan binaan Bank Indonesia (BI) ini, terletak di Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Melalui sebuah program Sinergi Aksi Ekonomi Untuk Rakyat,  prosuk olahan untuk mengatas persoalan harga bawang tercipta.

“Karena anjlognya harga bawang merah, petani melakukan demo turun ke jalan tahun 2016. Adanya demo ini, akhirnya Bank Indonesia terutama dan para stakeholder di sekitar Kabupaten Brebes memberi perhatian pada harga bawang merah yang bisa mengakibatkan inflasi. Akhirnya para kelompok petani se kabupaten dikumpulkan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan ini, dan lahirlah program yang dicanangkan Pak Jokowi dengan nama Sinergi Aksi Ekonomi untuk Rakyat,” jelas Dienda (28) selaku Pemilik Saham dan Pengelola PT SBI.

Awalnya, kata dia, program ini melibatkan banyak kelompok tani di Kabupaten Brebes. Namun hanya Kelompok Tani Sidomakmur dari Desa Sidamulya yang berhasil bertahan dan berkembang hingga sekarang. Tahun 2019 menjadi tahun titik awal bagi mereka. Produksi olahan bawang merah mulai diekspor ke Arab Saudi sebanyak 50 ton. Kesuksesan ini menarik perhatian media dan secara signifikan meningkatkan penjualan PT SBI.

BACA JUGA :  BRI dan Baznas Brebes Jalin Kerjasama, Bayar Zakat Kini Bisa Via QRIS BRI

Dengan fokus pada pengolahan produk bawang merah, PT SBI kini memiliki 50 anggota petani yang mengelola lahan seluas 250 hektar. Lahan tersebut memungkinkan mereka untuk melakukan tiga kali masa tanam dalam setahun, memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup untuk produksi. Namun, jika terjadi kekurangan bahan baku, mereka juga bermitra dengan petani pengepul.

“Kami memiliki lahan sendiri yang luasnya 250 hektar, satu kali panennya 10 ton per hektar. Dalam satu tahun kita menanam tiga kali bawang merah dan kalau musimnya banyak hujan kita alihkan untuk menanam padi supaya lahan tidak kosong. Makanya bahan baku kita dari sendiri, paling kalau permintaan melonjak dan bikin kita kekurangan bahan baku baru ngambil dari pengepul, terutama yang sudah bermitra dengan kami,” kata Dienda.

Seiring dengan berkembangnya usaha, sambung dia, PT SBI memperluas produksi mereka dari hanya pasta bawang merah menjadi berbagai produk lain, seperti bawang krispi, bawang goreng, terasi bawang, kerupuk bawang, minyak bawang, dan bawang bubuk. Selain dipasarkan di melalui toko oleh-oleh dan platform e-commerce, mereka juga telah menembus pasar internasional, seperti bawang goreng yang dikirim ke Australia dalam bentuk pouch.

“Produksi kami tidak dilakukan setiap hari, namun memiliki target bulanan untuk memproduksi beberapa ton produk olahan bawang merah,” pungkasnya.

error: