Pelecehan Seksual Di Dunia Cyber

Oleh Dewi Syahrani Putri, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pancasakti Tegal.

Perkembangan teknologi informasi yang setiap tahun nya semakin meningkat menandakan bahwa dunia modernisasi sudah meluas dikalangan Masyarakat. Tidak dapat dipungkiri lagi kebutuhan internet dimasyarakat saat ini sangat dibutuhkan beserta dengan berkembangnya internet yang semakin canggih, maka munculah media sosial sebagai wajah baru bagi para masyarakat yang memanfaatkan internet seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, X . Sebagian dari media sosial tersebut dapat digunakan hanya untuk bertukar kabar melalui jarak jauh sebagian lagi sebagai alat menghibur diri seperti memposting kegiatan hari ini, bahkan pencapaian yang telah didapat diunggah dalam sosial media nya atau hanya sekedar ingin narsis seperti para konten creator yang memberikan konten menarik yang mereka buat.

Seperti kata pepatah Internet merupakan pisau bermata dua dimana dua sisi nya bisa memberikan dampak yang positif dan negatif. Seperti yang terjadi didunia digital saat ini marak terjadinya pelecehan seksual dijejaring sosial  dengan berbagai macam bentuknya. Pelecehan seksual menjadi dua yaitu plecehan verbal dan non verbal, pelecehan non verbal biasanya seperti bersentuhan langsung kontak fisik.

Sedangkan pelecehan verbal  seperti yang kerap terjadi didunia nyata maupun jejaring sosial (Internet) pelecehan di sosial media kadang terjadi tanpa sepengetahuan kita karna kerap dibungkus menggunakan kata candaan. Seperti salah satu konten creator yang mengedukasi untuk balita namun menjadi sasaran korban pelecehan secara verbal, karna konten nya tidak hanya ditonton oleh balita saja namun ditonton para orang dewasa yang memiliki pikiran mesum. Mereka secara gamblang mengomentari konten dengan menggunakan kata-kata yang tak pantas tertulis dikonten dengan konsep mengedukasi balita.

BACA JUGA :  Walikota yang Walinalar

Contoh kasus lain kekerasan seksual dimedia sosial yang disalahgunakan pada aplikasi pesan telegram, kasus ini terjadi karna adanya saluran yang bernama Annonymous Chat yang sudah diatur melalui bot atau pesan yang akan tersalurkan otomatis. Dimana dalam akun tersebut seseorang dapat terhubung dengan orang lain secara otomatis dan random, dari cara kerja seperti ini sangat memberi peluang bagi para otak mesum yang hanya ingin meluapkan hasratnya.

Cara kerja bot sebenarnya jika digunakan oleh orang yang memiliki mental bijak dalam menggunakan sosial media akan berdampak positif bagi para pengguna bisa mendapatkan teman baru atau hanya sekedar bertukar ide.  Seperti gambar dibawah ini dimana  pengguna aplikasi telegram mengalami kekerasan seksual sebagai berikut. Seorang yang mengaku sebagi pria mengirim pesan dengan kata cabul nya, dunia digital sudah sangat rentan sekali bahkan hampir menjadi markas para oknum mesum. Hal seperti ini pembuat para pengguna merasa jadi tidak aman dalam menggunakan aplikasi tersebut.

Scroll to top
error: