Tegal  

Rektor UPS Ingatkan Mahasiswa, Jangan Tergantung Teknologi AI

TEGAL, smpantura – Rektor Universitas Pancasakti (UPS) Tegal Dr Taufiquloh MHum mengingatkan mahasiswanya, agar jangan tergantung pada teknologi Artificial Inteligence (AI). Tapi hendaknya sebatas dijadikan sebagai alat bantu dalam perkuliahan.

Hal itu disampaikan dihadapan ribuan mahasiswa baru yang resmi dikukuhkan menjadi mahasiswa perguruan tingginya, tahun akademik 2024-2025.

Pengukuhan itu digelar di Auditorium Daryoen Seno Atmodjo Jl Halmahera Km 1, pekan lalu.

”Teknologi memang membuat hidup kita lebih mudah. Tapi hendaknya kita sebagai yang mengenyam pendidikan tinggi, jangan semata tergantung dengan teknologi. Apalagi teknologi AI yang kini merambah sejumlah aplikasi digital,” terang dia

Dia mengungkapkan, pengukuhan mahasiswa baru perguruan tingginya, yang mengusung tema ”Membentuk Generasi Unggul yang Berkarakter Inovatif Adaptif Global”, cukup bersinergi dengan visi perguruan tinggi yang dipimpinnya.

”Visi UPS yaitu mewujudkan universitas yang unggul di bidang literasi dan berwawasan global pada tahun 2028.

Tapi alhamdulillah tahun 2024 sudah terwujud visi ini. Yakni, menjadi universitas yang Unggul, Dengan terakreditasi unggul, tentu kita harus punya mindset internasional atau global.

Tidak lagi nasional,” ucap dia, yang disambut aplaus hangat ribuan mahasiswa baru.

Rektor juga mengayunkan pendapat tentang ciri generasi unggul. Antara lain, menguasai literasi digital, (melek digital dan cakap digital). Ada empat aspek Literasi Digital. Pertama adalah Digital Skill (Kemampuan Digital).

Menurut dia, seseorang yang harus memiliki ketrampilan digital, ketrampilan bersosmed dalam pembelajaran, ketrampilan menggunakan multimedia untuk pembelajaran, dan ketrampilan penggunaan Artificial Inteligence (AI).

Mahasiswa, menurut dia, seharusnya dapat berjalan seimbang. Yakni, antara Artificial Inteligence (AI) dan Human Intelegent.

Dengan AI bisa membantu banyak. Perguruan tingginya memiliki tiga pilar. Yakni, penguatan literasi, digitalisasi dan internasionalisasi.

BACA JUGA :  Tamaris Group Incar Lulusan Terbaik Poltek Harber

”Silahkan mahasiswa menggunakan teknologi AI dalam perkuliahan. Tapi  hanya menjadi alat bantu. Bukan bergantung pada AI. Teknologi membuat hidup kita lebih mudah,” ucap dia, mengingatkan kembali.

Kemudian ciri generasi unggul kedua adalah Digital Culture (Budaya Digital). Dia berharap mahasiswa perguruan tingginya paham dan mengimplementasikan digital culture.

Antara lain, dengan cara, mahasiswa dapat berinteraksi dengan dunia luar tanpa batas. Dengan demikian, mahasiswanya dapat membawa budanya nyata ke budaya digital.

Ciri ketiga adalah Digital Etik (Etika Digital). Yakni, bagaimana menggunakan digital dengan bijak, dan bermedsos dengan etika.

Terakhir adalah Digital Safety (Keamanan Digital). Jadi semua harus hati-hati dalam bermedsos di dunia digital.

Dengan mengetahui ciri generasi unggul yang melek digital, dia berharap sebagai generasi 5.0, mahasiswa akan memiliki mental kuat dan kemampuan berfikir kritis. Antara lain, dengan akan selalu bertanya dan mencari tahu tentang teknologi baru.

Sebagai mahasiswa, kata dia, memang harus adaptif menyesuaikan trend. Tidak hanya di level nasional tapi di level internasional.

Dia mengungkapkan salah satu keunggulan perguruan tingginya berkait Internasionalisasi.

Menurut dia, hampir setiap tahun perguruan tingginya mengirimkan mahasiswa, untuk berbagai kegiatan secara secara offline maupun online ke berbagai negara.

Kesempatan tersebut dinilainya dapat digunakan secara maksimal. Dia mencontohkan, beberapa mahasiswanya yang magang di Hokaido, Jepang.

Itu sebagai bentuk implementasi kegiatan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM). Dengan progam tersebut, mahasiswanya memiliki pengalaman bekerja, minimal dalam bentuk magang.

Baca Juga

Loading RSS Feed
error: