TEGAL, smpantura– Sebanyak 20 sekolah peserta Program Sekolah Penggerak (PSP) Kota Tegal, memeriahkan Forum Group Discussion (FGD) Kolaborasi PSP Angkatan 1 dan 2, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) di Gedung Adipura, Rabu (14/12).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Perwakilan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) dan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, Kepala Disdikbud Kota Tegal, M Ismail Fahmi dan peserta PSP.
Masing-masing peserta PSP berkolaborasi menampilkan gelar seni profil pelajar Pancasila, di Gedung Adipura dan gelar karya sejumlah produk di Pendopo Ki Gede Sebayu.
Dalam laporannya, M Ismail Fahmi mengatakan, FGD yang melibatkan 20 peserta PSP kolaborasi angkatan 1 dan 2 sengaja digelar di penghujung 2022 agar memberi semangat kepada peserta PSP dan mewujudkan profil pelajar Pancasila.
“20 peserta PSP ini diharap bisa memberi dampak positif kepad sekolah lain. Utamanya dalam menerapkan kurikulum merdeka,” ungkap Fahmi.
Perwakilan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah, Untung Setio Wibowo menyampaikan bahwa, FGD berupa gelar seni profil pelajar Pancasila dan gelar karya merupakan capaian yang luar biasa.
Bukan hanya hasil dari PSP, Untung juga menyinggung proses menuju sekolah penggerak yang digagas Kemendikbud Ristek, untuk ditindaklanjuti seluruh daerah.
“Kami melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) berkaitan dengan PSP. Hal mendasar dalam MoU antara Kemendikbud dan Pemda adalah tidak akan memutasi kepala sekolah pada sekolah penggerak hingga programnya selesai,” ujar Untung.
Sementara itu, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Hukum, Politik dan Pemerintahan, Budi Hartono mengatakan, sekolah penggerak merupakan sebuah upaya mewujudkan pendidikan yang maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian.
Itu melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia, bergotong royong serta berkebhinekaan global.
“Kepada sekolah yang kepala sekolahnya sudah lolos sebagai kepala sekolah penggerak, saya minta segeralah membangun level sekolah penggerak yang nantinya bisa menjadi percontohan,” pinta Dedy.
Terutama, lanjut Dedy, segera membangun inovasi pembelajaran di sekolah, untuk beralih pada proses pembelajaran yang berpihak pada murid, disertai fleksibilitas yang tinggi sebagai pilar-pilar penggerak, dan terutama bagi sekolah-sekolah penggerak itu untuk melakukan perubahan.
“Dalam kesempatan yang baik ini, penting bagi saya untuk berpesan kepada bapak atau ibu untuk menjaga level sekolah penggerak ini. Sebab, ini adalah program nasional. Menjadikan sekolah penggerak di Kota Tegal, berarti memikul amanat untuk mencerdaskan bangsa,” tegasnya.
(T03-Red)
Baca Juga