TEGAL, smpantura– Selain dikenal dengan kuliner sate kambing muda, Kota Tegal, ternyata memiliki banyak sejarah menarik untuk ditelisik.
Hal inilah yang menjadi magnet bagi ribuan pecinta sepeda ontel atau onthelis, untuk datang ke Kota Bahari.
Ribuan onthelis dari berbagai daerah se-Indonesia tumpah ruah memadati Jalan Pancasila Kota Tegal, Minggu (27/11).
Mereka yang datang sejak beberapa hari lalu, ingin memeriahkan Temu Jakwir Onthelis Nusantara (Tejon) yang digelar Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti).
Ketua Kosti Kota Tegal, Sutari mengatakan, Tejon merupakan ajang silaturahmi onthelis nusantara dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2022. Sebelum gowes bersama di Minggu (27/11) pagi, mereka telah banyak belajar sejarah di Kota Tegal.
“Dengan dipandu Budayawan Tegal, Yono Daryono, para onthelis terlihat semangat dan antusias mengikuti setiap perjalanan wisata bangunan bersejarah. Mulai dari Gedung SCS atau Lawang Satus, kemudian Menara Waterleiding, yang saat ini dikenal sebagai Menara PDAM, Pringgitan Balai Kota Tegal, Lanal Tegal dan Gedung DPRD atau Balai Kota Lama,” jelas Sutari disela kegiatan.
Meski saat hujan ringan, namun tak menyurutkan semangat onthelis untuk mengayuh pedal sepeda mereka ke setiap titik wisata bangunan bersejarah.
Dari semua itu, warga Tegal dihebohkan dengan salah seorang onthelis yang secara sekilas mirip dengan Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno. Dia adalah Joko Iriyanto (58) alias Doedoe Soekarno, Presiden Republik Onthel (RO-1) Banyumas.
Warga Jalan Keranci, Purwokerto ini secara spesial hadir menyemarakkan kegiatan Tejon. Lengkap dengan mengenakan jas, atribut dan tongkat komando, Doedoe, menyapa seluruh warga Tegal di Jalan Pancasila.
Tak jarang, pengunjung Tejon di Jalan Pancasila, memanfaatkan momen tersebut untuk berswafoto dengan Doedoe.
“Alhamdulillah warga Tegal ramah-ramah dan antusias mengikuti acara Tejon. Saya juga sempat berpesan Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Karena banyak sekali sejarah di Tegal ini,” jelasnya.
Dalam acara Tejon, sejumlah pelaku UMKM turut dilibatkan dengan disediakan stan. Tak hanya itu, penggemar barang antik juga bisa bernostalgia dengan barang-barang antik yang dijajakan di pasar klitikan.
“Secara prinsip, kita akan menjual Tegal, bagaimana kulinernya, oleh-olehnya hingga sejarah terbentuknya Kota Tegal,” imbuh Sutari. (T03-Red)