TEGAL, smpantura – Sejumlah produsen ikan asin di Kota Bahari menjerit, akibat kesulitan mendapat pasokan bahan baku garam untuk produksi.
Selain mengalami kelangkaan, harga garam juga terus merangkak naik hingga tembus Rp 2.800 per kilogram, sejak beberapa pekan terakhir.
Salah satu pengusaha pengolahan ikan asin, Gunaryo menyebut bahwa hampir seluruh pelaku usaha perikanan di Kota Tegal, khususnya ikan asin, kesulitan mendapat garam.
“Kami juga terpukul, karena harga garam terus melambung tinggi. Dari yang semula Rp 1.000 per kilogram, saat ini sudah tembus Rp 2.800,” ungkap Gunaryo, Sabtu (15/10).
Kelangkaan yang terjadi, diketahui akibat tidak maksimalnya hasil produksi petani garam di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Brebes, yang menjadi lumbung garam bagi para produsen ikan asin di Tegal.
Kesulitan yang dialami itu, lanjut Gunaryo, menyebabkan produsen ikan asin menurunkan produksi. Bahkan, mereka hanya bisa memproduksi sesuai permintaan pasar.
“Dari yang dulu kita bisa berproduksi 2-4 ton, sekarang paling hanya 5 kuintal. Itu saja kalau ada yang pesan,” terangnya.
Sebab, sambung Gunaryo, apabila dipaksakan tetap memproduksi seperti biasa dengan harga tinggi, maka dapat dipastikan produsen ikan asin merugi.
“Jika garam sudah tinggi, lalu kita jual tinggi, yang ada konsumen malah pergi dan kita rugi,” tegasnya.
Untuk itu, Gunaryo berharap, pemerintah dapat turun agar pasokan garam dapat terkendali.
Dengan begitu rantai pasok pelaku usaha perikanan di Tegal dapat berjalan normal.
“Tidak memungkiri, banyak produsen yang merumahkan karyawan. Karena kita hanya memproduksi sedikit. Dari yang biasa 2-4 ton bisa diproduksi 10 orang, saat ini cuma 3-5 orang saja untuk memproduksi ikan asin sesuai pesanan,” tutupnya. (T03-red)
Baca Juga