Brebes  

Kesulitan Solar, Tiga Pekan Nelayan Kaliwlingi Tak Melaut

BERSANDAR - Puluhan kapal nelayan Desa Kaliwlingi terpaksa bersandardi sepanjang alur sungai karena kesulitan solar untuk melaut, kemarin.

BREBES, smpantura – Ratusan nelayan di Desa Kaliwingi Kecamatan Brebes sudah tak melaut sekitar tiga pekan terakhir. Itu karena mereka kesulitan mendapatkan solar, menyusul terkendala mekanisme pembelian solar bersubsidi sebagai modal dasar melaut.

Padahal, para nelayan kecil tersebut sudah mengantongi rekomendasi pembelian solar dari Dinas Perikanan Kabupaten Brebes.

Kendati demikian, mereka diharuskan membeli langsung ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Brebes.

Sedangkan pembelian solar bersubsidi dibatasi hanya 50 liter per hari bagi setiap nelayan dan antreannya panjang.

Ketua Paguyuban Nelayan Kaliwlingi Kalicogo Daryono mengatakan, makin sulitnya membeli solar bersubsidi sudah dirasakan nelayan sejak penyesuaian harga BBM.

Bahkan, sudah 21 hari terakhir, sekitar 300 nelayan Kaliwlingi tidak melaut. Alasannya, sulit mendapatkan solar.

Jika beli jarak tempuh ke SPBN Kluwut butuh waktu 1 jam. Itu belum termasuk antrean, dan jam pelayanan yang buka pukul 08.00 pagi hingga 16.00.

Sedangkan, aktifitasnya melaut harus berangkat subuh dan baru pulang maghrib.

“Rekomendasi dari Dinas Perikanan memang mudah, tapi teknis pembeliannya yang tidak boleh diwakilkan. Padahal, banyak nelayan kerepotan armada angkutnya,” ungkap dia, Kamis (29/9)

BACA JUGA :  Dua Kasat dan Lima Kapolsek di Polres Brebes Dirotasi

Menurut dia, dengan kapasitas kapal rata-rata 3 Gross Ton (GT), ratusan nelayan kecil mengaku bingung dan nihil pemasukan.

Padahal perekonomian masyarakat nelayan Kaliwlingi hanya mengandalkan hasil melaut.

Sehingga, harapannya pemerintah memberikan kebijakan yang memihak nelayan. Jika ada oknum yang melanggar aturan pembelian solar bersubsidi, silahkan disanksi tapi jangan dipukul rata.

“Karena imbasnya langsung terasa pada nelayan kecil seperti kami. Setelah harga BBM naik, dampaknya semua harga ikut naik makin susah cari makan,” ujarnya.

Hal senada dikatakan Soni, 50, nelayan Desa Kaliwlingi lainnya. Dia menuturkan, nelayan di wilayahnya saat ini kesulitan membeli solar bersubsidi, meski sudah punya rekomendasi dari Dinas Perikanan.

Padahal, sejak kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi, nelayan kecil sudah bersedia. Namun, ternyata ketersediaan solar untuk kebutuhan utama melaut makin susah didapat.

“Penyesuaian harga solar bersubsidi menjadi Rp 6.800 juga sudah kami ikuti. Tapi, kenapa masih dipersulit dan makin susah ketersediaan solarnya. Mohon nasib nelayan yang kecil ini diperhatikan,” pungkasnya. (T07-Red)

error: