Slawi  

KPH Balapulang Gelar Penanaman Bersama Agroforestry Tebu Mandiri

SERAHKAN KAMBING : Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro didampingi Asisten Deputi Bidang Perkebunan Kehutanan Fery Isfiyanto dan Adm KPH Balapulang Haris Setiana menyerahkan kambing kepada LMDH Banjaranyar di sela-seka penanaman bersama tebu program Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) di Petak 114 RPH Kaligimber BKPH Margasari wilayah Kabupaten Tegal, Kamis (24/11).

SLAWI, smpantura – KPH Balapulang menggelar penanaman bersama tebu program Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) di Petak 114 RPH Kaligimber BKPH Margasari wilayah Kabupaten Tegal, Kamis (24/11). Penanaman tebu itu dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya swasembada gula di Indonesia.

Kegiatan penanaman bersama itu dihadiri Asisten Deputi Bidang Perkebunan Kehutanan Fery Isfiyanto, Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro, Dirut Sinergy Gula Nusantara (SGN) Arus Toharisman, Kepala Perhutani Divisi Regional Jateng Ratmanto Trimahono, Adm KPH Balapulang Haris Setiana, LMDH dan tamu undangan lainnya. Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan santunan kepada anak yatim yang tinggal di tepian hutan, dan 2 ekor kambing untuk LMDH Desa Banjaranyar dan LMDH Desa Jembayat.

Asisten Deputi Bidang Perkebunan Kehutanan BUMN, Rahman Fery Isfiyanto dalam sambutannya mengatakan, program ATM di KPH Jombang seluas 500 hektare, sedangkan di KPH Balapulang sekitar 400 hektare, sehingga telah tersedia lahan untuk penanaman tebu sekitar 900 hektare. Namun demikian, pihaknya meminta Perhutani Divre Jateng untuk terus menelisik lahan-lahan yang kritis, tidak produktif dan tidak bisa ditanami tanaman tahunan serta lebih cocok ditanami tebu.

“Presiden sudah mencanangkan ketahanan pangan dan energi, karena tebu bisa dijadikan bioetanol. Ini juga merupakan sumber energi baru terbarukan yang mudah- mudahan bisa digunakan di negara kita,” ujarnya.

BACA JUGA :  Tinjau Stan Slawi Ageng Expo 2024, Pj Bupati Jajal Membatik

Direktur Utama Perhutani, Wahyu Kuncoro menuturkan, penamanan tebu program ATM diminta untuk terus dipantau setiap harinya, karena tebu memiliki masa tanam maksimal 12 bulan. Hal itu dikarenakan menanam tebu butuh modal besar. Dibeberkan, menanam tebu dibutuhkan modal sekitar Rp 35 juta perhektare. Oleh karena itu, diharapkan penanaman tebu ini bisa menghasilkan keuntungan.

“Kami berharap dukungan semua pihak untuk menyukseskan program ini,” harapnya.

Dirut Sinergi Gula Nusantara (SGN), Aris Toharisman menjelaskan, pihaknya mengelola 36 pabrik gula yang tersebar di Jawa Timur, Jawa tengah, Sumatera, dan Sulawesi. Kini, SGN menjadi pabrik gula terbesar di Indonesia dengan kontribusi sekitar 33 persen dari produksi gula nasional.

“Kami optimis Perhutani akan menghasilkan tebu yang berkualitas baik. Perhutani yang baru menanam 1-2 tahun telah menghasilkan produktivitas rata-rata 67 ton perhektare. Angka itu sama dengan kami yang sudah ratusan tahun menanam tebu,” terangnya.

Sementara itu, Adm KPH Balapung Haris Setiana menambahkan, awalnya KPH Balapulang menargetkan lahan seluas 498,4 hektare. Namun, karena ada indikatif dan permasalahan sosial, sehingga lahan yang akan ditanami tebu hanya seluas 410 hektare.

“Lahan itu berada di BKPH Margasari seluas 368,4 hektare dan BKPH Larangan seluas 21,4 hektare,” pungkasnya. (T05-Red)

error: